Pound Inggris melemah terhadap dolar pada hari Rabu setelah ekonomi Inggris mengalami kontraksi terbesar dalam tujuh bulan terakhir di bulan Juli karena mogok kerja dan cuaca buruk mempengaruhi produksi.
Sterling turun sebanyak 0,4% terhadap dolar menjadi $1,2442, level terendah sejak 8 Juni. Terakhir berada di $1,2472.
Euro menguat sebanyak 0,3% terhadap pound Inggris menjadi 86,3 pence, mencapai level tertinggi dalam sebulan, namun terakhir sedikit berubah di 86,08 pence.
Ekonomi Inggris menyusut 0,5% pada Juli, menurut data dari Kantor Statistik Nasional (ONS), lebih buruk daripada kontraksi sebesar 0,2% yang diperkirakan dan penurunan terbesar dalam produksi bulanan sejak Desember 2022.
Bank of England telah menaikkan suku bunga 14 kali sejak Desember 2021, mencapai level tertinggi dalam 15 tahun, yaitu 5,25%.
Pedagang pasar uang memperkirakan sekitar 80% kemungkinan pembuat kebijakan akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan minggu depan dan 20% kemungkinan suku bunga tetap. Harga terminal saat ini sekitar 5,6% dari lebih dari 6%.
Pound mencapai di atas $1,31 pada pertengahan Juli tetapi sejak itu turun lebih dari 5% karena dolar, yang diukur berdasarkan sekeranjang mata uang termasuk pound, telah menguat ke level tertinggi sejak Maret.
Selain itu, faktor lain juga mempengaruhi pertumbuhan Inggris pada Juli, seperti mogok kerja di rumah sakit dan sekolah, sementara cuaca basah merugikan output di sektor ritel dan konstruksi.
Data hari Rabu ini juga tidak mencakup revisi positif signifikan terhadap kinerja ekonomi hingga akhir 2021.
Sumber:
Seluruh tulisan dalam blog ini adalah analisa dan opini pribadi penulis akan data dan sentimen yang ada di market. BUKAN suatu ajakan untuk open posisi dan juga BUKAN jaminan pembaca akan profit.
