Selama kuartal pertama, perekonomian AS tampak kuat, dengan pasar tenaga kerja yang solid dan inflasi yang tampaknya stabil. Ini mendorong pedagang mengurangi spekulasi tentang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Berdasarkan data yang akan datang, penjualan ritel diperkirakan naik sebesar 0,3% bulanan pada Maret. Meskipun ini lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, angkanya tetap solid. Liburan Paskah dikeluarkan sebagai faktor yang mungkin telah mendorong peningkatan penjualan ritel.
Data yang bertentangan dari Bank of America dan Visa menunjukkan gambaran yang beragam tentang konsumsi. Oleh karena itu, ada kemungkinan kejutan dalam data penjualan ritel ini. Pencapaian yang lebih kuat dari perkiraan dapat mendorong nilai euro turun terhadap dolar. Di sisi lain, angka yang mengecewakan dapat mendorong nilai euro naik.
Perekonomian AS saat ini tampak lebih kuat dibandingkan dengan area besar lainnya, khususnya Eropa. Perbedaan ini menunjukkan kemungkinan ECB akan menurunkan suku bunga lebih cepat dan lebih dalam dibandingkan The Fed, yang berarti tekanan negatif berlanjut pada euro.
Namun, untuk dolar benar-benar naik, dolar mungkin membutuhkan dukungan dari faktor sentimen risiko. Mengingat dolar sebagai aset yang aman, periode ketakutan di pasar akan sangat membantu dalam memberikan dolar keuntungan yang lebih besar. Dengan peningkatan imbal hasil AS dan valuasi pasar saham yang merosot, risiko koreksi saham tampak lebih besar.


